Paska Penangkapan 56 Bungkus Sabu Asal Malaysia, Polisi Fokus Awasi Pantai Bantan

    Paska Penangkapan 56 Bungkus Sabu Asal Malaysia, Polisi Fokus Awasi Pantai Bantan
    Kasat Narkoba Iptu Toni Armando Polres Bengkalis

    BENGKALIS -   Paska penangkapan atau pengungkapan Narkoba jenis sabu berasal dari negeri Jiran Malaysia 56 bungkus sabu dengan berat kotor capai 58 Kg sabu di Desa Bantan Air Kecamatan Bantan beberapa minggu lalu. Pihak Kepolisian tidak sampai disitu saja dan terus melakukan pengembangan terhadap kasus ini.

    Kasat Narkoba Polres Bengkalis, Iptu Toni Armando menjelaskan pengungkapan kasus tersebut berawal dari informasi warga sekitar desa Bantan air bahwasanya wilayah sering tempat pengiriman barang haram tersebut.

    " Wilayah desa Bantan air memang jalur masuk sabu dari Malaysia dan kami mendapatkan informasi warga pelabuhan atau garis pantai Bantan tempat masuknya sabu dan kedua kurir yang ditangkap (Mul dan Dona) mengaku mengambil sabu dari Speed boat di pantai dan dibantu seorang DPO warga desa jangkang untuk di simpan di dalam Ruko, " terang Kasat Narkoba. Rabu.(23/03).

    Wilayah Bantan Air saat ini menjadi target pengawasan Sat res narkoba Polres Bengkalis terutama alur masuk dan keluar pantai.

    " Tangkapan ini merupakan terbesar di pulau Bengkalis dan sabu tersebut memang langsung di kirim dari seberang dan kami semakin waspada biasa mereka main pada saat roro terakhir dan juga waktu magrib, " ungkap Iptu Toni Armando.

    Menurut Kasat Narkoba Polres Bengkalis IPTU Toni Armando, SE, menyampaikan bahwa, soal narkoba yang masuk ke pulau Bengkalis diakuinya sangat mengerikan, sebab informasi yang diperoleh dari kepolisian Diraja Malaysia, setiap harinya ada sekitar 5-10 kapal yang masuk ke Indonesia membawa narkoba.

    "Memang ngeri narkoba yang masuk ke Indonesia melalui pulau Bengkalis, Rupat dan Sumatera. Karena info dari Kepolisian Malaysia ada sekitar 5-10 kapal membawa narkoba terutama sabu. Dan pihak Malaysia juga sampaikan harga sabu di Indonesia sangat mahal, sehingga pasaran lebih mengarah ke negara kita daripada masuk ke Malaysia, "ungkap Kasat kepada sejumlah wartawan.

    Terkait hal ini, Kasat Toni mengaku akan lebih meningkatkan pengawasan di laut dan darat dengan berkoordinasi secara berkelanjutan dengan Sat Polair, Bea dan Cukai dan Polda Riau. Diharapkan dengan cara seperti itu, akan lebih mengurangi masuknya narkoba ke Indonesia dari luar negeri.

    "Kita harus lebih waspada soal narkoba ini. Karena harga narkoba di Indonesia sangat mahal dibandingkan harga di luar negeri. Artinya, Indonesia menjadi sasaran empuk bagi mafia narkoba untuk membawa masuk barang haram yang merusak bangsa tersebut, "tutup Toni.(yulistar)

    Bengkalis
    Yulistar

    Yulistar

    Artikel Sebelumnya

    Bupati Kasmarni Resmikan Kantor Camat Talang...

    Artikel Berikutnya

    Membanggakan, M Javieer Eksan Anak Duri...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    TV Parlemen Live Streaming
    Polri TV: Transparan - Informatif - Terpercaya
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar

    Ikuti Kami